PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA
2.1 PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN
Pelaksanaan pengembangan kemampuan
berbahasa pada anak usia dini harus mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Hal itu dapat dilakukan apabila guru memahuti prinsip-prinsip
pengembangan kemampuan berbahasa. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1)
bahan latihan, percakapan, memiliki tema
tentang anak-anak dan berada di lingkungan anak
2)
kegiatan belajar mengajar berorientasi
pada kemampuan yang hendak dicapai dan masih berkaitan dengan tema yang
ditentukan
3)
anak memiliki kebebasan untuk menyatakan
pikiran dan perasaan serta ditekankan pada spontanitas
4)
guru menguasai metode/teknik pelaksanaan
kegiatan
5)
komunikasi antara guru dan murid
berjalan dengan baik dan akrab artinya tidak menjaga jarak dengan murid secara
berlebih-lebihan
6)
guru memberikan teladan dan contoh yang
baik dalam cara menggunakan bahasa
7)
bahan atau materi mengandung isi untuk
mengembangkan intelektual, emosional, serta sesuai dengan taraf perkembangan
anak dan lingkungannya
8)
tidak diperkenan mengajarkan huruf
beserta bunyinya secara satu per satu dalam kata, melainkan mengenalkan huruf
yang ada dalam kata
9)
guru tidak memberikan pelajaran membaca
dan menulis seperti pelajaran di Sekolah Dasar (SD).
2.2 Metode yang Digunakan dalam Pelaksanaan Kegiatan
Belajar Mengajar
Dalam pelaksanaan pengembangan
ketrampilan berbahasa dapat menggunakan metode/teknik mengajar yang sesuai
dengan tema dan kebutuhan mengajar. Metode-metode tersebut adalah:
1)
bercerita/ membaca cerita
2)
permainan bahasa
3)
sandiwara boneka
4)
bercakap-cakap
5)
tanya jawab
6)
bermain drama
7)
bermain peran
8)
mengucapkan syair
9)
menceritakan kembali
10)
wisata
Dalam menggunakan metode atau teknik tersebut, guru
dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa metode sesuai dengan
kemampuan yang ingin dicapai, fasilitas, kegiatan belajar mengajar yang
disajikan dan disesuaikan pula dengan bahan pengembangan dan kebutuhan minat,
kemampuan anak serta lingkungannya.
Bercerita adalah kemampuan guru untuk
mengkomunikasikan suatu cerita atau kisah dengan menggunakan bahasa sendiri
yang menarik perhatian siswa. Guru dapat menggunakan alat peraga berupa gambar
dan lainnya untuk menjelaskan kisah dan tokoh
yang ada dalam cerita.
Permainan bahasa adalah sebuah permainan yang
digunakan guru untuk melatih kosa kata anak dengan cara bermain bisa berupa
tebak-tebakan gambar dan lainnya. Permainan bahasa ini sangat penting untuk
memperlancar dan memperbanyak kosa kata pada siswa.
Sandiwara boneka adalah sebuah drama atau sandiwara
dengan menggunakan boneka sebagai tokoh yang diceritakan. Dengan sandiwara
boneka, guru dapat mencerikan suatu kisah cerita yang unik dan dapat menarik
perhatian siswa. Dengan sandiwara boneka tersebut, murid dapat berlatih
kemampuan menceritakan kembali, berttanya jawab dan lain sebagainya.
Bercakap-cakap adalah suatu kegiatan komunikasi yang
bersifat ringan dengan saling bertanya dan menjawab tentang hal yang ada di
sekelilingnya, misalnya bercakap-cakap tetnga identitas diri, bertanya alamat
rumah dan lainnya. Dengan adanya kegiatan bercakap-cakap ini, siswa dapat
menjalin keakraban sesama teman dan mengetahui kepribadiannya.
Tanya jawab adalah sebuah kegiatan yang melibatkan dua
orang. Satu menjadi penanya dan lainnya menjawab pertanyaan yang diajukan.
Pertanyaan yang diajukan bersifat ringan tentang kehidupan di sekeliling anak
atau bertanya tentang isi cerita yang sudah diceritakan.
Bermain drama adalah suatu kegiatan komunikasi yang
menuntut siswa untuk dapat mengekspresikan dialog dan sifat tokoh sesuai dengan
apa yang ada dalam teks drama. Dengan
adanya permaian drama ini, siswa dapat melatih diri untuk berekspresi dan
melatih mental agar bisa menghibur orang lain melalui drama yang dimainkan.
Bermain peran
sama halnya dengan bermain drama. Yang membedakan hanya pada teks drama untuk
bermain drama sedangkan bermain peran memerankan tokoh tanpa teks drama.
Mengucapkan syair adalah kegiatan untuk mengucapkan
kembali syair atau lagu. Kegiatan ini pada umumnya sangat disukai oleh siswa.
Mereka dapat bernyanyi dan bersuka ria bersama. Tapi, yang harus diperhatikan
guru adalah kandungan nyanyian yang harus sesuai dengan usia anak.
Menceritakan kembali adalah suatu kemampuan siswa
untuk menyatakan kembali sebuah cerita yang sudah diceritakan oleh guru
sebelumnya. Kemampuan menceritakan kembali merupakan kemampuan berbahasa yang
sangat penting, karena dengan menceritakan kembali, siswa dapat memahami dan
mengingat alur cerita.
Wisata adalah kegiatan untuk melakukan kegiatan
belajar dengan cara berjalan-jalan dan mempelajari apa yang dilihat ditempat
tujuan atau tempat wisata. Berwisata untuk anak usia dini sangat penting dan
dapat menjadikan sistem belajar yang menyenangkan. Dengan wisata, mereka dapat
mengetahui bermacam-macam pengetahuan yang tidak ada dalam pembelajaran di
dalam kelas. Misalnya beriwisata ke kebun binatang, mereka akan tahu
macam-macam binatang, nama dan makanannya secara langsung dan mereka dapat
mengingatnya karena mereka tahu dan melihat langsung bukan didapat dengan pengetahuan
secara teori di dalam kelas.
BAB III
CONTOH DAN
PELAKSAAN PENGEMBANGAN KETRAMPILAN BERBAHASA
3.1 CONTOH
1: BERBICARA DALAM BENTUK BERCAKAP-CAKAP
1) Kemampuan
yang diharapkan dapat berbicara dengan lancer dengan menggunakan kalimat yang
sederhana
2) Metode
yang digunakan bercakap-cakap sesuai dengan tema yang ditentukan
3) Alat
peraga
4) Langkah-langkah
pelaksanaan
a)
Guru menyiapkan alat peraga yang
diperlukan
b)
Guru membicarakan tentang alat peraga
c)
Guru merangsang percakapan dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tema
d)
Guru memberikan kesempatan pada anak
untuk menjawab dengan kalimat sederhana
e)
Apabila ada anak yang belum bisa
mengucapkan kalimat dengan baik, guru hendaknya memperbaiki secara bijaksana
dan memberikan motivasi pada anak yang bersifat pasif dalam kegiatan ini.
Berikut contoh percakapan 1
Judul “Identitas Diri”
Guru : Siapa namamu?
Murid : Andi
Guru : Coba dijawab dengan baik,
nama saya Andi
Murid : Nama saya Andi
Guru : Berapa umurmu?
(jawaban yang diharapkan, umur saya 4 tahun)
Guru : Dimana rumahmu?
(jawaban yang
diharapkan, rumah saya di….)
Guru : Apa makanan yang kamu
sukai
(jawaban yang
diharapkan, makanan yang saya sukai….)
Guru : Mengapa kamu menyukai
makanan itu?
(jawaban yang
diharapkan, saya menyukai…. Karena…..)
Guru : Apa warna yang kamu
sukai?
(jawaban yang
diharapkan, warna yang saya sukai….)
Guru : Siapa nama Ibumu?
(jawaban yang
diharapkan, nama ibu saya….)
Guru : Siapa nama ayahmu?
(jawaban yang diharapkan,
nama ayah saya….)
Berikut contoh percakapan 2
Judul “liburan”
Guru : Pada hari Minggu kemarin
kamu pergi kemana?
Andi : Saya ke kebun binatang,
Bu.
Nayla : Saya pergi ke taman
bermain di…. Bersama ibu.
Guru : Apa yang kamu lihat di
kebun bintang, Didi?
Didi : Saya melihat gajah,
Harimau, jerapah…
Guru : Apalagi?
Didi : ular, monyet, dan banyak
lagi, Bu
Guru : Kamu nayla, bermain apa
di taman?
Nayla : Saya bermain ayunan
sambil makan es krim warna coklat
Auha : Saya kemarin juga bermain
ayunan di belakang rumah
Guru : oh
ya, bagus. Tidak apa-apa. Bermain boleh dimana saja. Siapa yang Minggu kemarin
ke rumah nenek?
Mirza : Saya, Bu.
Guru : Bersama siapa ke rumah
nenek?
Mirza : Saya
bersama ibu dan ayah. Saya dapat hadiah dari nenek, boneka beruang
Guru : oh ya. Apa warna
beruangnya?
Mirza : warnanya coklat, Bu.
3.2 CONTOH 2: MAMPU
MENGEKSPRESIKAN DIRI
1) Kemampuan
yang diharapkan adalah mengekspresikan diri melalui dramatisasi
2)
Metode: dramatisasi terpimpin
3)
Alat peraga: buku cerita, pakaian, alat
peraga yang diperlukan sesuai peran
4)
Langkah-langkah pelaksanaan:
a) Guru
menyiapkan alat peraga yang diperlukan
b) Guru
menyetakan atau memberi saran cerita yang akan didramatisasikan
c) Guru
membagi peran di antara anak-anak menurut pilihan mereka sendiri
d) Guru
membagikan alat peraga yang dibutuhkan kepada siswa
e) Apabila
anak lupa kalimat dalam dialog, guru dapat mengingatkannya
f) Siswa
memperagakan drama yang sudah ditentukan.
Contoh
dramatisasi
Judul
“Menengok Teman yang sakit”
Peran:
1) Marta
2) Rita
3) Tutik
4) Dokter
5) Ibu
Tutik
6) Ibu
Marta
Adegan
1
-
Seorang ibu berjalan mondar-mandir
menunggu anak perempuannya pulang sekolah (ibu Tutik)
-
Seorang anak perempuan dating dari
sekolah (Tutik)
-
Tutik :
Selamat siang Bu.
-
Bu Tutik :
Selamat siang, Tutik.
-
Tutik :
Bu, Marta sudah lama tidak masuk sekolah. Marta di rawat di rumah sakit
-
Ibu Tutik : Kasihan, Marta sakit apa?
-
Tutik : Sakit panas. Bu, nanti Tutik akan menengok
Marta bersama teman-teman
-
Ibu Tutik : Boleh, nanti ibu akan bawakan buah-buahan (Ibu Tutik
mengambilkan tempat kemudian disusul Tutik)
Adegan
II
-
Tutik sedang merapikan taplak meja
-
Dari luar terdengar ketukan pintu
-
“Selamat sore!”, kata Rita (suara dari
luar)
-
“Selamat sore!”, kata Tutik (sambil
menuju kea rah pintu)
-
Rita :
mari kita berangkat ke rumah sakit
-
Tutik :
Ayo. Saya akan membawa buah-buahan untuk Marta
Adegan
III. Suasana di rumah sakit
-
Dokter memeriksa Marta
-
Ibu Marta sedang menunggu di sebelah
Marta
-
Tak lama kemudian datanglah Rita dan
Tutik
-
Tutik dan Rita : “Selamat sore, Marta”
-
Marta :
“Selamat sore”
-
Tutik : Saya membawa oleh-oleh untukmu. Mudah-mudahan
kamu cepat sembuh
-
Ibu Marta : Terima kasih anak-anak. Doakan Marta cepat sembuh dan bisa
masuk sekolah lagi.
Catatan.
1)
Pada waktu dramatisasi berlangsung,
anak-anak yang tidak menjadi pemain, akan menjadi penonton
2)
Dramatisasi terpimpin biasanya hanya
memerlukan waktu 15 menit
3)
Pengaturan waktu antara adegan satu dan
adegan yang lain hendaknya seimbang
4)
Pelaksanaan dramatisasi dapat dilakukan
dengan dramatisasi bebas dan dramatisasi terpimpin
3.3 CONTOH 3: MEMBUAT KALIMAT PENDEK
1) Kemampuan
yang diharapkan dicapai menjawab pertanyaan tentang cerita pendek (tiga
kalimat) yang sudah diceritakan guru.
2) Metode
yang digunakan bercerita dnegan menggunakan gambar dan Tanya jawab
3) Alat
peraga: gambar-gambar berupa gambar seri yang berkaitan dengan judul cerita
4) Langkah-langkah
pelaksanaan
a)
Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan (gambar-gambar)
b)
Guru mengatur posisi tempat duduk anak
sesuai dengan yang direncanakan
c)
Guru menarik perhatian anak agar mendengarkan
cerita
d)
Guru bercerita dengan memperhatikan alat
peraga satu persatu sesuai dengan bagian yang diceritakan
e)
Guru memberi pertanyaan tentang isi
cerita pendek tersebut satu persatu
(bertahap) kepada anak secara bergantian, misalnya dengan pertanyaan “Sedang
apakah kumbang dan lalat?”
f)
Anak menjawab pertanyaan guru satu
persatu kalimat pertanyaan sampai dengan tiga pertanyaan
g)
Setiap pertanyaan merupaka satu kalimat
h)
Bagi anak yang sudah dapat menjawab
pertanyaan, guru dianjurkan memberikan pujian dan bagi anak yang belum dapat
menjabab dengan benar diberikan motivasi.
Catatan
1)
Pertanyaan yang diajukan kepada
masing-masing anak sebanyak tiga pertanyaan yang setiap pertanyaan merupakan
pertanyaan tunggal dan diharapkan langsung dijawab oleh anak
2)
Guru sebaiknya menyiapkan
pertanyaan yang akan diajukan kepada
anak
Contoh cerita 1
Judul “Murid Durhaka”
Menurut
cerita jaman dahulu ketika pada binatang dapat beribicara, ada cerita menarik tentang kucing yang
menjadi guru. Kucing adalah salah satu guru yang disegani oleh binatang lain.
Kepandaiannya
dan kebijaksanaannya serta keadilannya, membuat banyak binatang lain
menghormati kucing.
Makin
hari semakin meluas berita tentang terkenalnya kucing sebagai guru yang bisa
menjawab permintaan para murid-murid yang belajar padanya. Akhirnya sang kucing
mendapat julukan sebagai guru besar.
Diantara
sekian banyak murid harimau dan singa adalah salah seorang murid yang cerdas.
Dia ingin belajar memanjat pohon dari sang guru besar itu. Mendengar permintaan
muridnya itu, sang kucing menerangkan panjang lebar tentang cara memanjat
pohon.
Kemudian
ia mulai berpikir, karena kucing harus lebih pintar dari harimau maupun
binatang yang lain, mulailah ia berniat tidak baik. Diam-diam kucing tidak mau
menurunkan ilmu memanjat itu. Kucing ingin supaya ilmu itu menjadi miliknya
sendiri. Ia tidak ingin ilmu yang dimiliki oleh binatang selain dirinya.
Kucing
berusaha mengulur waktu dan berharap para binatang meminta pelajaran cara
memanjat pohon itu melupakannya. Kucing tidak bosan-bosan mengajari cara
bermain-main maupun menerkam yang indah dan lain sebagainya. Khususnya kepada
harimau dan singa, kucing mengajari cara merenang di air yang arusnya deras.
Kucing
berharap kedua muridnya yang cerdas itu tidak lagi menuntut ilmu memanjat
pohon.
Hehehe…
“Kalian
senang ya bisa berenang?” Kata kucing
“Benar
guru…” jawab singa dan harimau
Pada
suatu hari, harimau sudah tidak sabar ingin diberi ilmu memanjat pohon.
Pagi-pagi sekali ia menemui kucing. Kucing pun masih berusaha menunda lagi dengan menghiburnya.
“Akan
kau gunakan sebagai apa ilmu itu?” tanya kucing
“
Ya, sebagai bekal.” jawab harimau
Dengan
sedikit menutupi agar ia disangka binatang yang baik hati pada sesama binatang.
Kucing
pun melanjutkan perkataannya. Dengan suara agak pelan dan berwibawa
“Ilmu
itu tak cukup sebagai bekal saja.”
Harimau
agak gelisah.
Rupanya
sang guru besar itu sangat keberatan menurunkan ilmu itu kepadanya. Ia berusaha
menambahkan uraian jawaban yang lebih baik lagi dan masuk akal.
“Ya,
untuk dimanfaatkan” kejar harimau.
“Manfaat
untuk apa?” tanya kucing
Ia
berusaha mendebat agar dengan kesalahan jawabannya harimau, ia bisa
menggagalkan menurunkan ilmu itu kepadanya tanpa sungkan-sungkan.
“Apa
saja?” harimau menjawab singkat
Kucing
menambahkan lagi “Manfaat itu ada dua, ada manfaat baik dan ada manfaat buruk.
Kalau manfaat buruk, berarti tidak baik. Jika manfaat baik itu pasti terpuji.
Lalu kau akan memilih jawaban yang mana?” lanjut sang kucing.
Harimau
menggerutu dalam hati, pikirannya mulai tidak tenang. “Guru mau menurunkan ilmu
itu apa tidak?” Tanya harimau
Kucing
tersenyum…”Kalau aku tidak mau bagaimana?” kata sang kucing
“Jangan
menyesal apabila saya bertindak kasar” kata harimau
“Apa?
Kamu melawan guru?” tanya kucing
Ia
sadar ia tidak mampu melawan harimau. “Kalau tidak takut kena bencana” gertak
kucing.
“Tidak”
kata harimau
“Saya
tidak mau menurunkan ilmu itu kepadamu” kucing meninggalkan harimau.
Harimau
terperanjat mendengar jawaban itu. Mendengar keputusan sang guru, harimau
sangat marah bukan main.
“Betul
dugaanku, guru punya niat tidak baik”
“Aku
gurumu, aku tahu apa yang terbaik bagimu dan ku rasa kau memang tidak perlu
memanjat pohon” kata kucing sambil berlari
“Akan
ku kejar kemana pun guru berlari”
“Coba
saja kalau bisa” tantang kucing sambil mempercepat larinya.
Harimau
yang merasa dikibuli, menjadi semakin marah. Ia juga mempercepat langkahnya.
Karena harimau memiliki tubuh yang lebih besar, dalam tempo singkat ia mampu
mengejarnya.
Sial
bagi sang kucing, karena badannya lebih kecil, sehingga langkah kucing sangat
pendek. Berkali-kali ia nyaris diterkam harimau. Kucing mulai gentar menyikapi
harimau yang kian beringas itu.
Untunglah
nasib sang kucing lebih pintar dalam menggunakan ilmunya. Ia juga berpikir
lebih baik sering menukik dengan belok tajam dari pada berpacu dengan harimau
yang sering kebablasan jauh dalam mengejarnya. Kenyaannya kelihatan ia bergerak
lebih gesit dari harimau, walau dengan langkah yang pendek itu.
Saat
itu, kucing merasa aman, karena di
depannya ada pohon. Tapi, sangat sulit baginya untuk langsung mencapai pohon
itu. Jika ia langsung menuju pohon itu, maka ia akan dilahap harimau
mentah-mantah.
Ia
tetap memakai cara lari dengan menukik-menukik, belok tajam sambil mengalihkan
perhatian kebuasaan harimau.
Ternyata
benar, harimau takjub dengan kelincahan sang kucing dan tidak menyadari bahwa
ada pohon di depannya. Hal itu karena ia konsentrasi memburu dan membabi buta
agar secepatnya bisa memaksa kucing belaka.
Adapun
bagi harimau, ia tetap merasa untung dengan ada tambahan ilmu tentang cara
berlari dengan cara belok, dan menukik tajam.
Kucing
yang selama itu hanya menyiasati perhatian agar bisa mencapai pohon, ia
menciptakan langkah yang semakin indah. Sementara sekali ada kesempatan, maka
segera kucing melompat dengan gesitnya merayap di pohon yang ada di depannya.
Harimau
memandangi dari jauh. Harimau sangat terpesona melihat kelincahan sang guru
memanjat pohon itu. Langkah itu indah sekali. Langkah itu adalah langkah yang
ia impikan.
Ia
menyadari ilmu memanjat pohon itulah yang ingin ia miliki dari sang guru besar.
Akan tetapi, sang guru kini sudah tidak percaya lagi kepadanya.
Pada
mulanya, harimau khawatir jangan-jangan sang guru hanya menipu, bahwa ia
mempunyai ilmu cara memanjat pohon. Kini ilmu itu ia saksikan di depan matanya
sendiri.
Setelah
harimau tahu, ia hanya tercengang. Ternyata gurunya tidak berdusta. Mungkin
gurunya hanya menguji kata-kata itu. Langkah itu benar-benar langkah yang
menakjubkan. Ia tergiur dan menyesal telah memaksa gurunya. Akan tetapi,
bagaimana lagi. Kalau nasi telah menjadi bubur. Mustahil guru akan mengampuni
kesalahannya tadi.
Sambil
ia terpesona bercampur kagum. Pelan-pelan ia mulai marah pada dirinya sendiri.
Akhirnya marah besar. Kini perasaan dendam harimau tidak bisa dibendung lagi.
Sehingga ia bersumpah akan membunuh gurunya.
Apabila
ia tidak bisa membunuh gurunya. Maka, kotorannya pun akan ia makan agar ia bisa
mempunyai ilmu memanjat pohon seperti gurunya itu.
Mendengar
sumpah harimau, kucing malah tidak berani turun dari pohon itu. Dari situ pula,
kucing tidak dapat menjadi guru lagi. Dia harus berhati-hati sebab ia tahu
betul sifat harimau dan perangainya.
Dengan
hati-hati pula, akhirnya sang kucing dapat turun dari pohon itu. Ia meneruskan
perjalanannya di tempat-tempat yang agak jauh dari harimau. Ia terus mencari
tempat yang aman baginya. Akhirnya, sampai sekarang dapat dilihat jika kucing
buang air besar, kotorannya selalu ditimbun atau ditutup dengan tanah agar
tidak dapat dilihat oleh harimau.
Daftar pertanyaan:
1) siapa
yang menjadi guru besar?
2) siapa
yang menjadi murid yang paling cerdas?
3) ilmu
pa yang akan dipelajari harimau?
4) apakah
kucing mengajari harimau ilmu memanjat pohon?
5) apa
harimau marah?
6) mengapa
harimau marah?
7) apakah
harimau adalah murid yang durkaha?
8) apakah
kucing dapat menghindar dari kejaran harimau?
9) dengan
cara apa kucing menghindari kejaran harimau yang lebih cepat?
10) apakah
kucing bisa memanjat pohon?
11) apa
sumpah harimau melihat kucing pandai memanjat pohon?
12) mengapa kucing menutup kotorannya setelah
buang air besar?
Contoh
Cerita 2
Judul “Semut yang Baik hati”
Di
sebuah batang pohon, kumbang bertemu dengan seekor lalat.
“Hai
lalat. Ayo kita bersama-sama membantu semut mencari makan” kata kumbang
“tidak
mau. Aku juga mencari makan sendiri. Kebetulan di rumah wati, ada sisa makanan”
jawab lalat
(sampai di sini guru memperhatikan gambar seekor
kumbang dan lalat sedang hinggap di batang pohon).
Guru berkata: “Coba lihat anak-anak, gambar binatang
apakah ini? Apa warna bulunya?”
Setelah itu guru melanjutkan ceritanya.
Anak-anak…
Kemudian
kumbang berkata: “Ah, aku juga sedang repot, karena nanti sore aku akan
menghisap madu kesukaanku pada bunga matahari. Biarkan saja, semut kan banyak
temannya. Mengapa tidak meminta tolong pada temannya itu?” jawab lalat.
“Ayolah.
Semut masih sakit kakinya, karena terjepit jendela di rumah Pak Somad. Kasihan.
Semut bisa mati kelaparan”
“Kalau
kau memang tidak mau menolong. Ya sudah.” Jawab kumbang.
(Sambil bercerita guru memperhatikan gambar, semut
yang sedang terjepit kakinya)
Coba anak-anak. Bagaimana keadaan semut? Apakah
makanan semut?
Kumbang
kemudian terbang menuju sarang dimana semut berada. Setelah sampai, kumbang
menghampiri semut yang sedang merintih kesakitan.
“Mana
kakimu yang sakit? Biar aku obati?” kata kumbang
“Kau
harus istirahat supaya lekas sembuh. Biar aku yang mencari makanan. Tunggulah
sebentar. Kau di sini saja. Sekarang aku akan berangkat dulu” kata kumbang.
(sampai di sini guru memperhatikan gambar semut yang
sedang kesakitan dan kumbang sedang mengobati kaki semut)
Guru memberi penjelasan. Lihatlah anak-anak, binatang
pun bisa tolong menolong dengan temannya.
Setelah
itu, kumbang sibuk mencari makanan untuk semut. Tak lama kemudian, lalat sedang
mencari makanan di tempat sampah di belakang rumah wati. Setelah kenyang, maka
lalat terbang menuju ke tempat penjual kue, untuk mencari makanan lagi.
Walaupun perutnya sudah kenyang karena serakah.
(kemudian guru memperhatikan gambar sampah yang
dihinggapi lalat)
Guru memberi penjelasan.
Nah. Lihatlah ada lalat mencari makan di tempat
sampah.
Karena
penjual kue itu orang bersih, maka kue tersebut diletakkan di lemari kaca dan
ditutup dengan plastik. Maka lalat tidak bisa masuk. Karena lalat itu bandel,
tetap saja beterbangan di sekitar lemari penjual kue.
Melihat
lalat beterbangan, penjual kue kesal, maka diambillah pemukul lalat diusirnya
sampai kena. Akhirnya lalat kesakitan dan terbang dengan lemahnya.
Di
jalan, lalat bertemu dengan semut. Semut melihat lalat sedang kesakitan, maka
ditolonglah lalat itu dengan rasa senang. Walaupun dulu lalat tidak mau
menolongnya. Setelah sembuh, lalat berterima kasih kepada semut dan menyesali
atas perbuatannya serta meminta maaf.
Lalat
berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Akhirnya
mereka berteman dan hidup saling tolong menolong.
(sampai di sini guru memperlihatkan gambar lalat yang sedang meminta
maaf kepada semut). Dan seterusnya.
3.4 CONTOH 4: MENIRUKAN KEMBALI URUTAN KATA
1)
Kemampuan yang diharapkan diacapai
menirukan kembali 4 urutan kata (latihan pendengaran)
2)
Metode yang digunakan adalah pemberian
tugas
3)
Alat peraga disesuaikan dengan bahan
4)
Langkah-langkah pelaksanaan
a) Guru
menyiapkan alat peraga yang diperlukan
b) Guru
mengatur organisasi kelas atau posisi tempat duduk yang direncanakan, misalnya
anak dalam lingkaran
c) Guru
membicarakan kegiatan yang akan dilaksanakan kepada anak tentang permainan
bahasa
d) Guru
mulai membisikkan 4 urutan kata (misalnya:atap, jendela, pintu, lantai) kepada
semua anak, kemudian urutan kata tersebut (atap, jendela, pintu, lantai) itu
disampaikan kepada anak lain
e) Anak
yang terakhir mengucapkan urutan kata (atap, jendela, pintu, lantai) yang
didengarnya dengan suara nyaring sehingga dapat diketahui apakah urutan kata
tersebut cocok dengan apa yang diucapkan guru.
f) Supaya
bervariasi, kegiatan tersebut dilakukan mulai dari anak yang lain (berlawanan
arah) dan sebagainya.
g) Anak
disuruh menirukan 4 urutan kata (atap, jendela, pintu, lantai) yang dibisikkan
tadi secara berurutan dan bergantian
h) Guru
memberi pujian kepada anak yang dapat meniru kata tersebut dan yang belum,
diberikan motivasi dan dorongan.
Contoh 4 urutan
kata
1)
Atap, jendela, pintu, lantai
2)
Meja, kursi, rak, lemari
3)
Teras, ruang tamu, kamar tidur, kamar
mandi
4)
Buku, pensil, rautan, penghapus
5)
Ibu, kakak, adik, ayah
6)
dsb
Catatan: sedapat mungkin kegiatan tersebut dikaitkan dengan tema
Tidak ada komentar:
Posting Komentar